Halaman

Selasa, 17 Februari 2009

Berakhlak Seperti Akhlak Allah



Membentuk Akhlak Bersama Ramadhan
(Berakhlak seperti Akhlak Allah)

Tujuan utama puasa adalah membentuk manusia seutuhnya, yakni menjadi insan yang bertaqwa (Q.S. al-Baqarah : 183). Inti dari ibadah ini tidak lain adalah pengendalian diri. Dengan pengendalian diri, maka diharapkan dapat membentuk karakter manusia yang mampu mengejawantahkan atau mencontoh Tuhan dalam sifat-sifat-Nya. Bukankah kita disuruh untuk mencontoh akhlak Tuhan kecuali menyombongkan diri? "Takhallaqu biakhlaqillah illal mutakabbirin" ber-akhalak-lah kamu sebagaimana akhlak Allah kecuali menyomongkan diri. (demikian pendapat sebagian para sufi). Bukankan Allah tidak makan, bahkan memberi makan? Bukankah Allah itu Maha pengasih dan tidak pernah pilih kasih, Maha penyayang yang sayang-Nya tak berbilang. Jadi, dari segi hikmah dan tujuan puasa dapat kita simpulkan bahwa seharusnya manusia, melalui ibadah puasa dapat mencontoh akhlak Allah SWT.
Jika demikian itu hakikat puasa, maka benih-benih yang harus ditabur adalah benih-benih yang mengantarkan kepada "bersikap dan bersifat dengan sikap dan sifat Allah SWT". Sehingga hal tersebut dapat menghiasi diri, mewarnai tingkah laku serta mempengaruhi cara berfikir seseorang. Manusia diciptakan oleh Tuhan dari dua unsur yakni tanah dan Ruh Ilahi. Tanah mendorong manusia memenuhi kebutuhan-kebutuhan jasmani, sedangkan ruh Ilahi mengantarkannya kepada hal-hal yang bersifat ruhaniah. Tidak dapat disangkal kebutuhan jasmani, khususnya fa'ali (makan, minum, dan hubungan seks) menempati urutan teratas dari segala macam kebutuhan manusia. Hal ini jika diperturutkan akan membentuk karakter dan watak manusia yang beringas yang menyeruapi hewan atau bahkan lebih dari itu.
Oleh karena itu, perlu adanya latihan-latihan untuk menghindari lepasnya kontrol dari dorongan naluri fa'ali yang akan membuat akhlak manusia menjadi lebih ganas dari pada hewan, salah satu yang ditempuh oleh agama untuk maksud tersebut adalah dengan melakukan puasa. Tentunya puasa yang dilakoni adalah puasa yang memang benar-benar sesuai tuntunan agama, tidak hanya sekedar berpuasa untuk melepaskan kewajiban semata, seperti kata Rasul: "Banyak orang yang berpuasa namun tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali lapar dan haus". Mudah-muadahan puasa yang kita lakukan dapat merubah akhlak kita menjadi akhlak yang lebih baik sebagaimana akhlak Allah. Amin. Wallahu a'lam bisshawab.[]